Rabu, 24 Mei 2017

Aliansi Mahasiswa Proklamasi Demo Kampus


Aksi demonstrasi yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Proklamasi. (Foto: Satriyo Wicaksono)
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Proklamasi (AMP) gelar aksi demonstrasi di depan Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta, Rabu (24/05/2017) siang.

Dalam aksinya itu, terdapat 8 tuntutan yang diutarakan mahasiswa, diantaranya adalah menuntut wakil rektor 1,2, dan 3 untuk melepas jabatan serta menolak rektor yang tidak berintegritas. Selain itu, mahasiswa juga meminta kepada pihak kampus adanya transparansi keuangan universitas dan audit keuangan dari tahun 2008 hingga 2017.

Ditemui KRjogja.com, public relation Universitas Proklamasi 45, Febriyanti Angelia Ginting mengungkapkan, aksi demonstrasi yang dilakukan mahasiswa pada awalnya hanya menuntut fasilitas yang tersedia. Mereka menganggap, selama ini fasilitas yang ada di kampus tidak sesuai dengan yang seharusnya.

Ketika dimintai keterangan terkait tuntutan mundurnya rektor, Febriyanti enggan menjelaskan lebih dalam karena berada di luar wewenangnya. Ia pun mengarahkan klarifikasi terhadap pimpinan universitas, namun pada saat terjadinya demonstrasi ini pimpinan tersebut sedang mendapat tugas di luar kampus.

"Untuk masalah rektor itu bukan wewenang kami, itu langsung pada pimpinan," ujarnya.

Salah satu peserta aksi, Dicky Nuran menjelaskan sudah beberapa kali mahasiswa melakukan aksi demonstrasi serupa. Namun selama ini, pihak kampus masih terus bungkam dan justru menyewa preman untuk membuarkan aksi.

"Selama ini pihak kampus masih bungkam, malah mereka menyewa orang untuk membubarkan aksi kami," tegasnya

Mendengar kabar tersebut, pihak kampus pun langsung membantahnya. Menurut Febriyanti, sejauh ini sudah ada pertemuan antara pimpinan dengan mahasiswa untuk mencari solusi bersama.

"Sudah ada pertemuan antara pimpinan dengan mahasiswa. Namun mungkin memang belum ada titik terang sehingga mahasiswa belum dapat menerima kejelasan," imbuhnya.

Febriyanti juga membantah adanya preman bayaran yang digunakan untuk membubarkan aksi demonstrasi. Ia pun menjelaskan bahwa yang dimaksud oleh mahasiswa sebenarnya bukan preman, melainkan karyawan baru Universitas Proklamasi 45.

"Bukan preman itu, tapi memang karyawan baru. Kan sudah dikenalin ke semua ruangan, nah setau kami itu adalah bagian dari karyawan, bukan preman. Ini kan universitas lingkungan pendidikan, masak iya sewa preman," pungkasnya. (Mg-10).

Diposting kembali dari: krjogja.com

SHARE THIS

Admin:

0 komentar: